Fieldwork di Paser: Mengabdi dan Melayani dari Pinggiran
Selama sepekan (2-8 Agustus 2015), tim peneliti Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama (PPKK) Fisipol UGM melakukan penelitian lapangan dalam rangka pendampingan penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan oleh tim peneliti yang terdiri dari 2 peneliti utama dan 4 asisten peneliti.
Pendampingan yang dimaksud sebagai jalan menuju penguatan kapasitas pemerintah daerah khususnya dalam menyusun perencanaan yang kuat menuntut keterlibatan, partisipasi dan sumbangan kelompok akademisi yang benar-benar bisa mempertanggungjawabkan secara logis dan kritis apa yang ingin dicapai dalam pembangunan dan kehidupan masyarakat. “Kami bekerja sama dengan PPKK Fisipol UGM karena bantuan akademis dari teman-teman dosen dan peneliti di UGM bisa dilihat sudah membantu kami menghasilkan begitu banyak perubahan yang signifikan di Paser. Harapan kami semoga kerja sama mutual ini terus-menerus terjalin dengan baik karena tentunya dengan relasi ini kami bisa semakin kuat untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik bagi Kabupaten Paser,” kata Kepala Bappeda Paser Ambo Lala (Senin, 3/8/2015).
Lebih lanjut, Sekretaris Bappeda Paser Muhammad Ali mengatakan bahwa perencanaan RPJMD yang matang mengandaikan adanya sinergi dan kerja sama yang serasi antara cita-cita daerah dan apa yang menjadi harapan nasional. “Kita membutuhkan bantuan akademisi sebagai penghubung yang bisa memaksimalkan keserasian dan juga hubungan antara daerah dan pusat khususnya dalam menjamin kaidah-kaidah yang ada bisa berguna secara substansial, bukan sekadar prosedural semata,” kata Ali.
Spirit penelitian, kajian, konsultasi dan penyusunan dokumen RPJMD Paser 2016-2020 menurut Deputi Riset dan Publikasi PPKK Fisipol UGM, Gabriel Lele kuat berada di tataran rekognisi nilai dan eksistensi kemanusiaan yang juga berarti pembukaan ruang bagi promosi dan pengembangan potensi lokal yang ada di Paser. “Saatnya melayani dan membangun dari pinggiran jangan lagi dimaknai sebagai kelemahan melainkan harus bisa diubah menjadi kekuatan. Kekuatan pembangunan ada di pinggiran dan bagaimana pusat dan daerah harus bisa membaca hal ini sebagai peluang. Pelayanan dan pengabdian harus juga dimulai dari pinggiran,” kata Gabriel.
Penelitian kajian dan penyusunan dokumen RPJMD Paser dilangsungkan di seluruh SKPD yang ada di Paser, fokus kajian di Bappeda, Sekda dan beberapa instansi terkait. Penelitian ini dilengkapi dengan observasi dan studi lapangan di beberapa kecamatan terluar yang cukup jauh dari pusat administrasi dan ekonomi Kabupaten Paser.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!