Riset Lapangan di Kabupaten Intan Jaya Papua
Melanjutkan kontrak kerjasama yang telah disepakati antara Pemerintah kabupaten Intan Jaya dan FISIPOL UGM pada bulan Juni 2015, tim peneliti Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama FISIPOL UGM melakukan kegiatan riset lapangan pada tanggal 4 hingga 11 Juli 2015 ke Sugapa, ibukota Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua. Tim peneliti PPKK FISIPOL yang berlatar belakang dari beberapa disiplin ilmu ini melakukan kajian dan penggalian data untuk menuntaskan lima kegiatan kerjasama yaitu Revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Revisi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Revisi Rencana Tata Ruang dan wilayah (RTRW), Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Puncak Carstenz dan Rencana Induk Sekolah Berpola Asrama di Intan Jaya.
Eksplorasi selama kurang lebih satu minggu telah cukup memberikan gambaran untuk tim peneliti menyusun kerangka perencanaan pembangunan daerah yang menyeluruh dan sekaligus selaras dengan perencanaan tata ruang dan wilayah. Tidak dipungkiri bahwa sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) sejak tahun 2009, Intan Jaya masih menghadapi tantangan di hampir semua sektor. Terdapat lima persoalan utama yang harus segera diatasi oleh pemerintah daerah. Persoalan tersebut antara lain transportasi, air bersih, energi, pendidikan dan kesehatan.
Terletak di pegunungan tengah Papua dengan ketinggian wilayah berkisar antara 1000 – 3000 m dpl, Kabupaten Intan Jaya memiliki topografi yang cukup ekstrim. Mayoritas wilayah Intan Jaya adalah perbukitan dan lembah yang curam yang menyebabkan kabupaten tersebut mengalami kesulitan akses transportasi. Satu-satunya akses transportasi ke Sugapa adalah dengan menggunakan pesawat perintis dan helikopter. Akibatnya, peredaran uang di Intan Jaya sangat rendah dan harga-harga kebutuhan pokok sangat mahal. Sebagai parameter, harga satu liter bensin di Sugapa mencapai Rp. 50.000,00. Kondisi tersebut memiliki banyak implikasi terhadap sektor-sektor lain. Dalam sektor kesehatan, Intan Jaya masih menghadapi isu ketersediaan dokter dan tenaga medis lain, penanggulangan penyakit menular (malaria, disentri dan TB), perbaikan gizi masyarakat, penurunan angka kematian ibu melahirkan dan penurunan angka kematian bayi. Isu krusial lain yang harus segera ditangani adalah minimnya akses masyarakat terhadap air bersih. Kurangnya ketersediaan air bersih bukan akibat tidak adanya sumber air melainkan belum terpasangnya instalasi air bersih untuk warga. Bagaimanapun juga, air adalah kebutuhan vital bagi masyarakat, selain tentu saja makanan dan sumber energi listrik.
Sesuai karakter dari PPKK FISIPOL UGM yang menerapkan evidence based policy, maka data-data yang berhasil dihimpun oleh tim PPKK FISIPOL di Intan Jaya akan menjadi basis penentuan rekomendasi kebijakan untuk pemerintah daerah setempat. Melalui penggalian data sekunder dan wawancara mendalam dengan stakeholders dan masyarakat, tim peneliti akan mampu merumuskan kebijakan pembangunan daerah yang lebih kontekstual, tepat sasaran dan benar-benar menjawab persoalan riil yang dihadapi oleh pemerintah daerah Intan Jaya.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!